KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “ perubahan yang terjadi oleh karena perubahan fungsi endoktrin maternal ”. Dan alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Dan tak lupa juga shalawat dan salam kami junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang mana beliau telah membawa kita dari alam gelap gulita ke alam terang benderang ini.
Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini “ Heriani, Am.Keb, SKM” yang mana telah banyak membantu dalam pemberian materi dan bahan ajaran bagi kami sebagai penulis. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah banyak membantu baik dengan saran maupun dengan materi dan juga telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik sebagai bahan ajaran ataupun sebagai bahan diskusi untuk teman-teman sekalian.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
TTD
( Penulis )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi perubahan yang terjadi oleh karena perubahan fungsi endoktrin maternal
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu perubahan yang terjadi oleh karena perubahan fungsi endoktrin maternal.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sistem Kerja Hormon
Sistem endoktrin
Kelenjar dari sistem endoktrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.
Ovarium dan Plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesterone pada wanita tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesterone. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hGC), human placental lactogen (hPL). Jugadisebut chorionic somatommotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT)
Kelenjar Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (MBR) meningkat hampir 20 % dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meingkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut matabolisme tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut Pulau langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannnya ke dalam urin. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan
Kelenjar Pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropic, tetapi juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-Stimulating hormoe (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG) yang dihaslkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi putting usus, wajah dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan pada kehamilan:
HCG (Human Chrionic Gonadotropin)
Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast§
Puncaknya pada minggu ke-9 – 13§
Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih§
HPL (Human Placental Lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio trofoblast§
Kerjanya berlawanan dengan insulin§
Mempunyai pengaruh peninghkatan asam lemak bebas dan menurunkan metabolisme glukosa.§
Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta§
§ Berperanan dalam perkembangan uterus dan mamae, meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na dan air, serta menurunkan hidrokloric asam lambung
Progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum plasenta dan ovarium§
Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memelihara endometrium dan merelaksasikan otot-otot uterus.§
Menurunkan tom\nus dan motilita lambung dan saluran cerna.§
Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas§
Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan desidua.§
Berfungsi untuk menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks, dan pengubahan kolagen.§
Prostaglandin
§ Substansi lipid yang disimpan dalam sedisua selam hamil dan juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai persalinan.
b) Perubahan Berat Badan
Penambahan berat badan optimal selama kehamilan tdkdiketahui secara pasti. Bagaimanapun kenaikan BB pada ibu hamil adalah bagian dan tujuan. Meskipun kenaikan BB adekuat bukan indikasi penting bahwa diitnya adekuat, mengurangi resiko lahir SGA atau preterm. Penambahan BB pada ibu hamil sangat berbeda. Faktor primer tergantung BB sebelum hamil, normal, dibawah normal atau berlebihan.
BMI dapat diartikan sebagai berikut: kurang dari 19,8 underweightnt 19,8 – 26,0 NN normal 26,0 – 29,0 overweight, dan lebih dari 29,0 obesitas
Selama trisemester I dan II pertumbuhan terutama lebih banyak pada jaringan ibu, pertumbuhan janin terutama terjadi pada Ir III pada waktu kehamilan cukup umur, kenaikan BB 11 kg, kenaikan BB terutama untuk jaringan kenaikan BB
Pola kenaikan BB. BB selama tresemester rata-rata kenaikan hanya 1 – 2,5 kg (2 – 5 lb). kemudian meningkat 0,3 – 0,5 kg (0,66 – 1,1 lb) perminggu, dibawah rata-rata pada wanita. Anjuran intake kalori overweight dan diatas rata-rata pada wanita underweight. Untuk trisemester I tidak ada kenaikan, selama trisemester II dan III tambahan 300.
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang selama kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan.
Tidak adekuat kenaikan BB selama lebih dari ½ masa kehamilan akan melahirkan bayi preter. Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai sgn yang diajukan.
c) Perubahan Uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung moskular yang mengandung janin, plasenta, dan sekitar 1000 ml air ketubah. Beratnya meningkat 20 kali, dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.
Pertumbuhan jaringan uterus pada awal masa kehamilan disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otor dan bukan karena terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus. Walaupun ketika ovum mengimplantasi di luar uterus, sebagai kehamilan ektropik, uterus mengalami pembesaran kira-kira seukuran kehamilan bulan ke-4 intrauterin.
Uterus dalam keadaan tidak hamil teraba seperti buah pear hijau yang halus. Kehamilan menyebabkan mudahnya teraba, sehingga pada minggu ke-8 pemeriksa dapat merasakannya dengan palpasi. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.
Sebagaimana uterus membesar bersama pertumbuhan janin, uterus tertahan ditempatnya oleh ligament, terutama ligament uterosacralis, menghubungkan uterus ke os sacralis, dan ligament raouh, memanjang dari uterus melewati kanalis linguinalis ke labia majora
d) Perubahan Vagina
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda Chadwick’s, corak yang berwarna keunguaan yang dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam berespon terhadap stimulasi hormonal, sekresi sel-sel vagina meningkat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal istilah “putih” atau leucorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus Doderlein’s. basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap Candida albicans, patogen yang tumbuh dalam media alkali.
Sebagaimana kehamilan mengalami kemajua, meningkatnya kongesti vascular organ vagina dan pelvic menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tinggi derajat rangsangan seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.
e. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih, kolostrum. Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar – kelenjar Montgomery menonjol keluar. Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan, berat yang meningkat akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Takut akan bentuknya menjadi “menurun” tidak harus terjadi bila selama masa kehamilan payudara telah disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering dibersihkan akan menjaga penumpukan kolostrum. Menyikat dengan handuk kering yang kasar dapat membantu untuk menyiapkan puting dalam pemberian ASI.
f. Sistem Perkemihan
Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan pembesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor-faktor tersebut menyebabkan meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin menuingkatkan berkemih. Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti.
g. Sistem Pernapasan
- Paru-paru dan pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasa dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, Volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga torak berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.
- Membran mukosa
Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak seperti alergi pada membran mukosa merupakan hal umum pada kehamilan. Hal ini menyebabkan gejala serak, hidung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, pendarahan hidung, hilangnya indra perasa penciuman. Obat-obatan yang dapat menyusutkan baik lokal maupun sistemik mungkin diresepkan untuk mengurangi gejala, yang akan menghilang setelah melahirkan.
h. Kulit
Striae gravidarum. Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar. Hal ini menyebabkan tonjolan dan kemudia membusung. Serabut-serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus karena tegangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae gravidarum. Terlihat pada abdomen dan bokong terjadi pada 505 wanita hamil dan menghilang menjadi bayangan yang lebih terang setelah melahirkan. Wanita mungkin mengalami pruritus (rasa gatal) sebagai akibat tegangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan memakai losion yang agak hangat.
Pigmentasi. Pengumpulan pigmen sementara munkin terlihat pada bagian tubuh tertentu. Tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra atau garis gelap mengikuti midline abdomen. Cholasma, atau topeng kehamilan,terlihat seperti bintik – bintik hitam pada wajah. Areola sekitar puting membesar dan warnanya menjadi lebih gelap. Semua area yang mengalami peningkatan pigmentasi akan menghilang setelah melahirkan.
Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak. Baik kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya, dan berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya. Mandi, dan keramas secara teratur dan menggunakan deodoran akan sangat membantu mengatasi efek samping yang tidak menyenangkan ini.
i. Sistem muskuloskeletal
- Gigi, tulang, dan persendian
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam paad saat hamil membantu aktifitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postus tubuh wanita secara bertahap mengamali perubahan karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita. Penggunaan bantal untuk menyokong punggung mungkin dianjurkan untuk kasus ini.
- Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya dfrainasi sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu. Aktivitas sehari-hari yang sedang dan lebih banyak waktu istirahat dengan kaki dinaikan merupakan cara yang pada umumnya berhasil untuk mengurangi ketidak nyamanan ini.
j. Sistem kardiovaskuler
Sebagaimana kehamilan berlanjut volume darah meningkat sampat mencapai 30% sampai 50% di atas tingkat pada keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami perubahan. Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia.
Beratnya uterus menekan vena-vena besar yang mengaliri pelvik dan ekstermitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungkai, paha, vulva, dan rektum (hemoroid). Vena varikosen terjadi pada 16% sampai 33% wanita hamil.
Tekanan uterus pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil berbaring dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berarti, disebut supine hypotensive syndorme, menyebabkan pucat sementara, pening, dan klamines.
Sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin sampai 15%, tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi psedoanemia-sehingga disebut anemia fisiologis kehamilan.
Tingkat plasma fibrogen meningkat sampai 40% atau lebih, dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada masa sebelum kehamilan. Sebagai akibatnya, lebih mudah terjadi pembekuan darah. Karenanya, pasangan dengan statis venosa, menyebabkan secara khusus akan mengalami trombosis vena.
k. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.
Pada bulan – bulan awal kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi disebabkan juga oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Gigi belubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri uluhati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat terenggang.
l. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat ma suknya bakteri uterus, yang mengalir selama persalinan, yang disebut “bloody show,” yang menandakan bahwa kanalis terbukauntuk lewatnya bayi.
Serviks nulipara (wanita yang belum pernah mengalami kehamilan) terlihat bulat dan halus serta menonjol ke arah vagina. Proses kelahiran meregangkan serviks dan hampir selalu menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya, bentuk serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah. Sebelum masa kehamilan teraba ujung hidung; pada awal masa kehamilan teraba seperti ujung daun telinga; dan pada keadaan term teraba seperti bibir.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan dalam kehamilan atau pasca kehamilan bisa terjadi pada setiap ibu hamil. Dan begitupun juga perubahan yang terjadi oleh karena perubahan fungsi endoktrin maternal yang terjadi pada ibu hamil. Setelah membahas makalah ini dapat disimpulkan banyak sekali akibat dari pada perubahan fungsi endoktrin maternal. Dan itu perlu mendapatkan perhatian yang khusu bagi para unit kesehatan
3.2 SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam penanganan perubahan fungsi endoktrin maternal
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, M.I. Perawatan Maternitas dan Ginekolog. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Bandung.2000.
Doenges, M.E & Moorhouse M.F. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta. EGC. 2001.
Hamilton, P.M. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakata. EGC. 1995.
Kumpulan Materi Kuliah Keperawatan Maternitas. PSIK-FKUI. Surabaya. 2001.
Mansjoer. A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius. EGC. 1999
Mochtar,R. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta. EGC. 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar