Rabu, 11 Mei 2011

Makalah Kesehatan Reproduksi Manusia Part II (Endha Blogspot)

KESEHATAN REPRODUKSI

PENGERTIAN

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

TUMBUH KEMBANG REMAJA.

Masa remaja dibedakan dalam :

  1. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
  2. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
  3. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.

Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan

  1. Mulai menstruasi.
  2. Payudara dan pantat membesar.
  3. Indung telur membesar.
  4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
  5. Vagina mengeluarkan cairan.
  6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
  7. Tubuh bertambah tinggi.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :

  1. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
  2. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
  3. Tumbuh kumis.
  4. Mengalami mimpi basah.
  5. Tumbuh jakun.
  6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
  7. Penis dan buah zakar membesar.

Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :

  1. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
  2. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
  3. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
  4. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.

Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.

MENSTRUASI ATAU HAID.

Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :

  1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang.
  2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
  3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan.
  4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.

Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.

MIMPI BASAH, BAGAIMANA BISA TERJADI ?

Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah. Masturbasi adalah memberikan rangsangan pada penis dengan gerakan tangan sendiri sehingga timbul ereksi yang disusul dengan ejakulasi, atau disebut juga onani.

KEHAMILAN.

Merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

  1. Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
  2. Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur.
  3. Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.

Tanda-tanda kehamilan :

  1. Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari.
  2. Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
  3. Amenorhea (tidak mengalami haid).
  4. Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
  5. Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG.
  6. Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar.

A. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN REMAJA
* PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian remaja perlu diketahui tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan tersebut antara lain:


Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar.

Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam tugas perkembangan remaja tersebut.

Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk tugas perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).

Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.

Selain tugas-tugas perkembangan, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
- Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
- Emosinya tidak stabil
- Perkembangan Seksual sangat menonjol
- Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
- Terikat erat dengan kelompoknya

Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan. Dari kesimpulan yang diperoleh maka masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya
Dengan mengetahui tugas perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.
Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.

Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.

Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya. Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).

Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.

B. PERUBAHAN PSIKIS REMAJA

* CIRI-CIRI REMAJA AWAL(Teenagers)

- Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat

- Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.

- Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang. Akibatnya……

- Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.

- Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.Akibatnya….

- Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah memanjang dibanding melebar.

- Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th – 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih cepat pada remaja putri dibanding remaja putra.

* CIRI-CIRI REMAJA AKHIR

- Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.Bagi remaja pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.

- Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang, wajah yang simetris, bahu yang berimbang dengan pinggul.

Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.

Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.

Pubertas

Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.

Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).

Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.

Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja

Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.

Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).

Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:

  • Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
  • Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:

  • Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
  • Memperhatikan penampilan
  • Sikapnya tidak menentu/plin-plan
  • Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:

  • Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
  • Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

  • perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
  • mulai menyadari akan realitas
  • sikapnya mulai jelas tentang hidup
  • mulai nampak bakat dan minatnya

Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

  1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
  2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
  3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
  4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
  5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

B. PERUBAHAN FISIK PADA MASA REMAJA

Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.

* Perubahan Internal

Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:

a. Sistem Pencernaan

Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b. Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

c. Sistem Pernafasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan.

d. Sistem Endoktrin

Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

e. Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

* Perubahan Eksternal

Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:

a. Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

b. Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian- bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).

c. Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh,

yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).

d. Organ Seks/Ciri Seks Primer

Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).

e. Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.

C.PERUBAHAN KEJIWAAN PADA MASA REMAJA
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik, yang meliputi :
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.


2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan remaja puteri di luar nikah, upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA (narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol).

D. PENGARUH BURUK AKIBAT TERJADINYA HUBUNGAN SEKS PERNIKAHAN REMAJA


Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan ragsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah :


1. Bagi remaja :
a. Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
b. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO), sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS
c. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan
d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)
e. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja
f. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat

2. Bagi keluarga :
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat di lingkungannya (ejekan)
3. Bagi masyarakat :
a. Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun


E. KAITAN ANTARA KESEHATAN REMAJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada sistem reproduksi.
Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi remaja :


1. Masalah gizi, yang meliputi antara lain :
a. Anemia dan kurang energi kronis
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehingga mengakibatkan panggul sempit dan risiko untuk melahirkan bayi berta lahir rendah di kemudian hari
2. Masalah pendidikan, yang meliputi antara lain :
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi yang dibutuhkannya, serta mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik unutk kesehatan dirinya
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya


3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, yang meliputi antara lain :
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja
b. Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja


4. Masalah seks dan seksualitas, yang meliputi antara lain :
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tak benar
b. Kurangnya bimbingan unutk bersikap positifdalam hal yang berkaitan dengan seksualitas
c. Penyalahgunaan dan ketergsntungan napza, yag mengarah kepada penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas.
Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini
d. Penyalahgunaan seksual
e. Kehamilan remaja
f. Kehamilan pranikah/di luar ikatan pernikahan


5. Masalah kesehatan reproduksi remaja

a. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja
d. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman



F. PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilkau hidup sehat bagi remaja, di sampaing mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.


Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :

1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkanya. Informasi tentang haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki dan perempuan perlu diperoleh setiap remaja.


2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkanya menjadi kegiatan yang positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang membangun. Penyaluran yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan keturunan.


3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan,
serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berperilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Di samping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat unutk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan penggunaan napza.


4. Persiapan pranikah
Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.


5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya
Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa depan.

Konsep Pemikiran Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian sebab :

1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi reproduksinya

2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan.

3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.

4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).

5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

DEFENISI KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Berdasarkan Konferensi Wanita sedunia ke IV di Beijing pada tahun 1995 dan Koperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo tahun 1994 sudah disepakati perihal hak-hak reproduksi tersebut. Dalam hal ini (Cholil,1996) menyimpulkan bahwa terkandung empat hal pokok dalam reproduksi wanita yaitu :

  1. Kesehatan reproduksi dan seksual (reproductive and sexual health)
  2. Penentuan dalam keputusan reproduksi (reproductive decision making)
  3. Kesetaraan pria dan wanita (equality and equity for men and women)
  4. Keamanan reproduksi dan seksual (sexual and reproductive security)

Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka.

Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi Wanita.

Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.

Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain:

Jender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda.

Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:

    • Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
    • Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak.
    • Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.

Pendidikan yang rendah.

Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga jender berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat.

Kawin muda

Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.

Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk.

Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.

Beban Kerja yang berat.

Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu.

PEMELIHARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

Dalam menjaga kesehatan organ reproduksi, menjaga kebersihan daerah intim saja belumlah cukup. Apalagi, saat ini kanker leher rahim menempati urutan pertama yang diderita wanita Indonesia, disusul oleh kanker rahim dan kanker indung telur (kanker ovarium).

Karena itu, ada beberapa pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan untuk mendeteksi dini tumbuhnya kanker. Berikut ini beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi di berbagai usia:

Usia 20 - 35 tahun
-SADARI (Memeriksa Payudara Sendiri)*
Sebaiknya dilakukan setidaknya sekali dalam sebulan, 2-3 hari setelah menstruasi. Jika menemukan benjolan, sekecil apa pun, berkonsultasilah kepada dokter.
- Pap Smear
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker leher rahim pada wanita yang telah melakukan hubungan seks. Sebab, kanker ini berhubungan dengan perilaku seks.

Usia 35 - 40 tahun
- Mamografi
Sangat disarankan untuk menjalani mamografi setidaknya 3 tahun sekali, untuk mendeteksi kanker payudara.

Usia 40 tahun ke atas
- General Check Up
Karena pada usia 40-an kesehatan mulai menurun, pemeriksaan ini wajib hukumnya. Terutama untuk mengecek munculnya penyakit-penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, yang bisa mengganggu kehidupan seks dan kesuburan.

Cara lain dalam memelihara kesehatan reproduksi adalah :

Tidak hanya mencakup organ alat vital saja, yang dimaksud dengan organ reproduksi juga mencakup semua organ genital, termasuk saluran-saluran sperma dan sel telur.

Organ reproduksi memang kurang diperhatikan sebab di dalam budaya kita, orang merasa kurang nyaman membicarakan masalah seksual. Padahal, organ tersebut sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan dan kebersihannya. Kita dapat menjaga kesehatan organ reproduksi dengan cara-cara yang relatif sederhana.

Saat ini, kita secara khusus akan membahas mengenai cara-cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi wanita. Organ reproduksi pada wanita memang jauh lebih ‘rumit’ dan rentan akan penyakit. Hal itu disebabkan karena secara anatomis, letak organ reproduksi wanita berada di dalam tubuh.

Membersihkan Daerah Kewanitaan
Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan. Untuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah membasuh secara teratur bagian vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina. Bagian dalam vagina biasanya akan mampu menjaga kebersihannya sendiri.

Hindarilah penggunaan terlalu sering sabun antiseptik yang keras atau cairan pewangi untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan. Terlalu kerap membasuh vagina dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan deodoran di sekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina sehingga memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).

Menjaga Kebersihan Pada Masa Menstruasi
Untuk menampung darah menstruasi, wanita menggunakan pembalut. Pembalut itu perlu diganti sekitar empat sampai lima kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.

Memilih Pakaian Dalam
Yang perlu diperhatikan dalam memilih pakaian dalam adalah bahan yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan membiarkan kulit bernapas. Selain itu, hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat karena selain gerah, juga menyebabkan peredaran darah tidak lancar.

Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali setelah mandi; terutama bagi wanita aktif dan mudah berkeringat. Anda juga bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai untuk melapisi pakaian dalam.

Periksa Secara Rutin Ada baiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis organ genital secara teratur (setidaknya dua tahun sekali) untuk mendeteksi kemungkinan adanya kanker pada organ reproduksi. Ada dua kanker yang kerap menyerang organ reproduksi wanita, yaitu kanker indung telur dan kanker leher rahim.

Sampai sekarang, belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker leher rahim. Diduga kuat penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang bernama Human Papilloma Virus (HPV) yang disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS). Kanker leher rahim bisa muncul karena hubungan seksual di bawah 20 tahun, berganti-ganti pasangan, tidak merawat kebersihan alat kelamin, berhubungan seks dengan laki-laki yang memiliki pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat sering merokok.

Dokter biasanya melakukan tindakan pap smear untuk mendeteksi adanya kanker tersebut. Prosedurnya adalah dengan mengambil sebagian kecil sel dari dinding vagina (cerviks). Sel ini kemudian diperiksa secara mikroskopik dalam laboratorium. Saat ini, pap smear dianggap sebagai metode paling efektif dalam mendeteksi kanker leher rahim, dengan tingkat akurasi 90-95%.

Nah, jangan tunggu sampai ada penyakit di dalam organ-organ reproduksi Anda. Rawat dan jagalah kebersihannya. Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi dari dalam, Anda juga dapat mengkonsumsi High-Desert Royale Jelly Liquid untuk membantu sistem reproduksi dan regenerasi sel. Selain itu, ada High-Desert Bee Propolis yang berguna sebagai antioksidan dan menambah kekebalan tubuh.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA.

Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu informasi – skill dalam berkomunikasi – posisi anggota keluarga dan peranan anak-anak. Mengaplikasikan keempat faktor itu dalam kehidupan ibu-ibu rumah tangga di pedesaan di mulai dengan informasi. Penguasaan, pengetahuan seseorang terkait erat dengan terpaan informasi, baik bersumber dari media massa maupun non media massa Akses wanita ke media massa lebih rendah dari pada pria (Basil Susenas). Maka tak heran jika ibu-ibu cendrung lebih well inform dari bapak-bapak mengenai masalah kesehatan reproduksi.

Aspek lainnya yaitu posisi anggota keluarga yang merupakan aspek penting dalam struktur keluarga, karena posisi yang diduduki setiap anggota keluarga, akan terkait langsung dengan distribusi dan alokasi kekuassan serta kerja dalam keluarga. Blood and Wolfe ( 1985 ) Mengemukakan bahwa kekuasaan dinyatakan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga yang bisa tersebar denan serta nilai atau sebaliknya tidak sama sekali serta nilai.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMELIHARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

Tytpe – type pengambilan keputusan :

Secara garis besar, terdapat tipe-tipe pengambilan keputusan pemeliharaan kesehatan reproduksi dalam keluarga.

1. Musyawarah

Banyak ditempuh oleh keluarga di pedesaan. Prosedurnya si istri menyampaikan masalah atau keinginan yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan reproduksi. Dilanjutkan dengan mencari jalan keluar atau memecahkan masalah, atas dasar argumen yang dikemukakan suami-istrri sehingga diperoleh keputusan yang memuaskan kedua belah pihak.

2. Dominan Istri

Umumnya terjadi pada kelompok ibu-ibu rumah tangga yang berpenghasilan sendiri atau yang aktif berorganisasi. Suami mereka memberi wewenang penuh untuk mengambil keputusan sendiri.

3. Dominan Suami

Keputusan diambil berdasarkan :

  1. Suami yang langsung membuat keputusan sendiri begitu istrinya mengemukakan permasalahan yang dihadapi, tanpa banyak tanya atau meminta pertimbangan istri terlebih dahulu. Merujuk ke pendapat Galvin dan Bommer (1982) tipe ini merupakan tipe pendekatan hedonistik atau yang disebut zero sumdecision.

b. Suami akan meminta pendapat dan keinginan istrinya dalam proses pembuatan keputusan. Selanjutnya ia memutuskan tindakan yang harus dijalankan istrinya tanpa melalui tahapan pencapaian konsensus antara suami – istri.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang : Kesehatan Reproduksi, Depkes, Jakarta.

Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006.

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: C.V. Wacana Prima, 2009.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti HEDS-JICA.Per kem bangan

Peserta Didik. Jakarta: Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta

Didik, 2007.

Sunarto dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Http//: Kesehatan reproduksi remaja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar