MAKALAH
Tentang
PROLOGED LACTATION
DISUSUN OLEH :
KELOMP
Makalah Fisiologi Laktasi
compiled by : Hendra Saputra
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan ridho-Nya Makalah Prologed Lactation ini dapat kami selesaikan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Eni Folendra Rosa,SKM.MPH. yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk mencapai tingkat ke dalam memadai sebagai sumber belajar walaupun dalam wujudnya yang belum sempurna makalah ini paling tidak diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi yang memerlukan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua dan Allah berkenan menerima amal bakti yang diabadikan pada kita semua. Amin.
Baturaja, April 2011
Penyusun
Ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. PENGERTIAN LAKTASI................................................................... 3
B. FISIOLOGI LAKTASI........................................................................ 3
C. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI................................................ 4
D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PRAKTEK LAKTASI......................................................................... 7
E. ASI LEBIH BAIK DARI PADA SUSU FOMULA.............................. 10
F. EFEK KONTRASEPSIF DARI LAKTASI......................................... 13
G. KEUNTUNGAN LAKTASI UNTUK BAYI...................................... 20
H. EFEK LAKTASI PADA IBU.............................................................. 21
I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH IBU YANG
MENYUSUI.......................................................................................... 22
J. MENYUSUI PADA BAYI YANG BERMASALAH............................ 24
BAB III. PENUTUP...................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi atau gizi yang baik dan keluarga berencana merupakan salah satu tujuan utama dari kesehatan. Untuk ibu yang menyusui dan bayinya dengan tujuan tersebut saling terkait.
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi dan immunitas yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh-kembang, dan laktasi dapat menunda fertilitas post-parfum.
Penting untuk diketahui oleh ibu-ibu yaitu agar supaya menyususi harus dilaksanakan berdasarkan permintaan/kebutuhan bayinya dan dilaksanakan secara teratur sepanjang hari baik pagi maupun malam hari. Hal ini yang merupakan hambatan paling besar untuk ibu-ibu, terutama ibu-ibu yang bekerja atau bagi ibu-ibu di negara-negara maju, yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pola menyusui yang demikian ketat. Tetapi, meskipun demikian, harus diketahui bahwa ibu-ibu yang sudah melaksanakan pola laktasi yang ketat itu, tetap saja antara 3-12 % akan menjadi hamil lagi sebelum kembalinya haid pertama setelah melahirkan.
Laktasi bukan merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan. Ironinya, banyak wanita yang tidak menyadari hal ini, dan masih banyak ibu-ibu yang baru melahirkan yang tidak mendapatkan informasi maupun konseling mengenai keluarga berencana.
Penting untuk mengetahui hubungan antara laktasi dan kontrasepsi, dan juga sam pentingnya untuk mengetahui dampak dari kontrasepsi pada laktasi.
1
Keluarga berencana dan kontrasepsi menjamin bahwa bayi akan mendapat nutrisi yang cukup untuk waktu tertentu, dengan cara mencegah kehamilan lain yang terlampau dini/cepat setelah melahirkan. Seorang bayi yang sudah disapih sebelum berusia 4 bulan, akan mengalami nutrisi/gizi yang buruk dan daya tahan yang buruk terhadap penyakit.
Petugas medis harus memberikan penerangan kepada para ibu yang baru melahirkan, bahwa kontrasepsi akan menyebabkan ibu dapat menyusui bayinya tanpa takut menjadi hamil lagi dan bahwa pemakain kontrasepsi yang tetap tidak akan mempengaruhi ASI atau bayinya.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.
B. FISIOLOGI LAKTASI
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar.sedangkan progesterone meningkat kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan membesaranya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam.
Gambar 1. Anatomoi Payudara
Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen.
Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.
Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum mencapai kemampuan yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari pada yang tua.
C. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI
Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.
Klinik Antenatal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a. Kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b. Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.
5. Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya. Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.
Perawatan Payudara
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan perlu di lakukan sebagai berikut:
Gambar 2 Perawatan Payudara
1. Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2. Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3. Hygiene payudara
Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.
D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI
Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan tentang menyusui yang benar. Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran menyusui antara lain :
1. Nutrisi ibu menyusui
Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400 kkal/hari.
Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.
4. Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui
Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Gambar 3. Posisi Ibu – Bayi saat menyusui
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi
Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan sebagai berikut:
a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal
c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).
e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya
6. Diluar waktu menyusui
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.
7. Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.
8. Pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan setelah ibu berada di rumah.
9. Penyapihan
Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
10. Klinik laktasi
Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.
11. Kelompok pendukung ASI
Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui kelompok ini, ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya.
Konseling untuk ibu-ibu yang menyusui meliputi:
1. Menentukan kapan kontrasepsi artefisial akan digunakan, dan metode kontrasepsi apa yang digunakan.
2. Tidak dapat diramalkannya laktasi sebagai suatu metode kontrasepsi.
3. Pentingnya menjarangkan kehamilan.
4. Pilihan-pilihan kontrasepsi selama laktasi.
5. Pentingnya nutrisi/gizi yang baik untuk kesehatan ibu dan bayinya.
E. ASI LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA
ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan. Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.
2. Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3. Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5. Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6. Mengandung imunoglobulin
7. Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
Sedangkan menyusui bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :
1. Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.
2. Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.
3. Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan secara emosional yang baik.
Produksi ASI
Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.
1. Hormon dan Refleks yang berperan menghasilkan ASI
ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat payudara menghasilkan ASI.
2. Hormon tersebut adalah
· Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
· Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.
Refleks-Refleks Menyusui Pada Ibu Dan Bayi
Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui.
Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu diantaranya:
1. Refleks Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
Gambar 4. Refleks menyusu pada bayi
2. Refleks Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.
Gambar 5. Refleks pada bayi yang menyusu dengan nyaman
Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya:
· Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menyusu.
· Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
· Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
Pemasokan Dan Kebutuhan Pengeluaran ASI
Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.
Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASI dapat dibuat terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.
F. EFEK KONTRASEPSIF DARI LAKTASI
Sampai dimana laktasi dapat diandalkan sebagai suatu metode kontrasepsi untuk ibu yang sedang menyusui ? laktasi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, hanya saja persoalannya sampai sekarang masih sukar sekali untuk menentukan kapan ovulasi akan kembali. Kebanyakan, tetapi tidak semua, ibu-ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami evulasi untuk 4-24 bulan setelah melahirkan, sedangkan ibu-ibu yang tidak menyusui dapat mengalami ovulasi sedini 1-2 bulan setelah melahirkan.
Ovulasi umumnya mendahului haid pertama post-partum, dan bila ibu tidak menggunakan kontrasepsi, kurang lebih 1 dari 10 ibu akan hamil lagi meskipun masih tetap belum mengalami haid lagi/amenore.
Hormon prolaktin merangsang produksi ASI, juga mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus haid.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah, dengan akibat timbulnya inaktifitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovolusi. Bahkan pada saat aktifitas ovarium mulai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase lutea yang singkat dan fertilitas yang menurun.
Sehingga menggambarkan dari keadaan tiga minggu pertama post-parfum adalah gambaran dari inaktifitas poros hypophysis-hipotalamus-ovarium, yang akan bertambah lama oleh laktasi dibawah pengaruh sekresi prolaktin.
Makin lama ibu menyusui bayinya, makin cendrung haid akan terjadi kembali selama masa menyususi tersebut, dan makin cendrung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post-partum tadi.
Makin sering bayi menghisap ASI, makin lama kembalinya/ tertundanya haid ibu. Selama bulan pertama setelah melahirkan, kemungkinan menjadi hamil adalah kecil, baik pada ibu yang menyusui maupun pada ibu yang tidak menyusui.
Dan bila haid telah terjadi lagi, angka konsepsi tetap lebih rendah pada ibu yang menyususi di bandingkan pada ibu yang tidak menyususi.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa laktasin dapat memberikan perlindungan yang bermakna pada kehamilan. Antara lain bahwa hanya 5% dari ibu-ibu yang menyususi menjadi hamil lagi dalam waktu 9 bulan setelah melahirkan dibandingkan dengan 75% ibu-ibu yang tidak menyususi.
Angka kehamilan dapat dipengaruhi oleh cara menyusui ibu terhadap bayinya faktor-faktor yang mungkin dapat menjelaskan efektivitas kontraseptif yang lebih besar dari laktasi pada ibu-ibu di daerah pedesaan, antara lain :
1. kurangnya pemberian makanan /minuman tambahan.
2. masa laktasi yang lebih lama
3. lebih sering menyusui berdasrkan tuntutan bayinya
4. menyusui sepanjang hari
5. abstinens selama masa laktasi
6. cara hidup yang lebih banyak membutuhkan tenaga fisik
Sebagai contoh di negara-negara Afrika, ibu-ibu yang menyusui bayinya sampai 4kali dalam 1 jam meskipun lama hanya beberapa saat bayi tidur dan juga berkali-kali selama malam hari. Pola menyusui seperti ini dilakukan sampai 3 tahun atau lebih sehingga didapatkan suppresi yang besar dan dari sekresi kelenjar-kelenjar goand selama 1-2 tahun. Dalam hal ini, laktasi mungkin merupakan kinci utama dalam hal ini, laktasi mungkin merupakan kunci utama dalam menjarangkan kehamilan/kelahiran selama 4 tahun, dengan absistensi yang minim post-partum dan tanpa menggunakan metode kontrasepsi lainnya. Peneliti Howie dan kawan-kawan (1981), menemukan bahwa ovulasi tidak akan terjadi bila laktasi yang ketat dipertahankan tamapaknya bahwa bayi yang menghisap ASI sebanyak 6x atau lebih dalam 24 jam, lama menyusun > 60 menit per 24 jam dan menyusu pada malam hari, merupakan faktor-faktor penting dalam menunda ovulasi. Saat makanan / minuman tambahan mulai diberikan, dan frekuensi menghisap ASI berkurang, kurang lebih 75% ibu mengalami perkembangan folikuler dan 50% akan mengalami ovulasi dalam waktu 16minggu yang akan datang meskipun laktasi masih diberikan.
Setelah melahirkan, ovulasi dapat terjadi dalam waktu 28 hari bila ibu tidak menyusui bayinya (pada pengakhiran kehamilan atau abortus spontan, interval waktu ini malah lebih pendek).
Ovulasi akan tertunda lewat 10 minggu dan mungkin selama laktasi, asal saja frekuensi, intensitas dan kebutuhan bayi dibutuhkan.
Baik pada ibu yang menyusui maupun pada ibu yang tidak menyusui, maupun pada ibu yang tidak menyusui bila ovulasi kembali lagi, umumnya ovulasi akan mengalami haid 1/3 dari ibu-ibu.
An-ovulasi yang disebabkan oleh laktasi, menurut data-data penelitian hormonal, rata-rata berlangsung 20, 4 bulan.
Sehingga ringkasan, laktasi daapat merupakan suatu metode efektif untuk mengatur fertilitas bagi suatu populasi, tetapi efektifitas laktasi tidak dapat ditentukan / diramalkan untuk seorang wanita secara individual, teutama bagi wanita-wanita dengan pola laktasi dan pemberian minuman suplementasi seperti di negara-negara maju.
Memilih alat kontrasepsi untuk ibu yang menyusui
Konseling perihal kontrasepsi sudah harus dilakukan pada periode pre-natal. Bila ibu tidak akan menyusui bayinya maka post-partum ia harus segera menggunakan kontrasepsi. Bila ibu akan menyusui bayinya, tetapi dengan frekuensi yang tidak ketat, maka ia juga harus segera menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan atau pada saat 6 minggu post-partum waku memeriksakan dirinya kembali, tergantung metode kontrasepsi apa yang dipilihnya. Kontrasepsi yang diberikan secara post-partum, tidak boleh mengganggu laktasi.
Bila ibu tidak bermaksud untuk menyusui bayinya pada malam hari tetapi memberikan minumam buatan secara dini, maka ibu harus menggunakan kontrasepsi tambahan sebelum atau pada saat 6 minggu post-partum.
Karena resiko yang bertambah besar dari ovulasi dan kehamilan, maka kontrasepsi jangan ditangguhkan sampai melampaui 6 minggu post-partum, baik untuk ibu yang menyusui maupun bagi ibu yang tidak menyusui.
Gambar 6. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi ibu menyusui
Metode Kontrasepsi yang dapat dipilih untuk Ibu yang menyusui :
1. Abstinens:
a. Bila dilaksanakan dengan disiplin ketat, akan efektif 100% dalam mencegah kehamilan.
b. Tetapi, ibu yang menyusui harus diberikan konseling mengenai metode-metode kontrasepsi lainnya, bila ia bermaksud untuk melakukan senggama lagi segera setelah melahirkan.
2. KB Alamiah/fertility Awareness Methods
a. Sukar dilaksanakan selama masa laktasi.
b. Metode ini memerlukan periode abstinens yang lama, dan tergantung kepada pengamatan perubahan-perubahan minim dari kualitas lendir serviks.
c. Kesulitan dalam penggunaan metode ini, periode abstinens yang panjang, dan perbedaan-perbedaan dalam inspeksi lendir serviks selama masa laktasi, mungkin menjadi penyebab untuk tidak memakai metode ini sampai siklus haid telah kembali seperti biasa.
3. Spermisid
Spermisid seperti busa, tablet-busa, cream atau jely, tidak mempunyai efek pada laktasi, dan dapat digunakan dengan aman segera post-partum.
4. Metode barier
Metode barier seperti kondom, diafragma, kap serviks atau spons, tidak mempunyai efek pada laktasi dan dapat digunakan dengan aman post-partum.
5. IUD
a. Non-medicad IUD seperti Lippes Loop, kemungkinan besar tidak mempengaruhi laktasi. Mungkin hanya timbul kram rahim yang ringan selama laktasi, tetapi tidak akan mengganggu laktasinya sendiri.
b. Medical IUD. Cu-T atau Cu-7 dan sebagianya merupakan pilihan yang baik untuk ibu yang menyusui, karena tampaknya tidak mempengaruhi kuantias maupun kualitas ASI. Progestasert-T hanya mengandung hormon progestin kadar rendah, dan jumlah hormon yang mencapai ASI tidak mempengaruhi kuantitas ASI maupun bayinya.
c. Yang penting pada pemakaian IUD post-partum adalah penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.
6. Kontrasepsi-mantap Wanita
Kontrasepsi wanita merupakan metode kontrasepsi yang sangat baik untuk ibu-ibu dengan banyak anak. Sebaiknya memakai anestesi lokal untuk mengerjakan metode ini, karena dari pengamatan-pengamatan para ahli dijumpai bahwa pemakaian anestesi umum atau sedasi yang terlalu kuat setelah melahirkan dapat menimbulkan problem dalam memulai awal dan laktasi. Dan sedativa yang masuk kedalam ASI dapat mempengaruhi daya-isap bayi. Daya-isap bayi yang buruk akan menyebabkan produksi ASI yang inadekuat, dan ini selanjutnya akan menyebabkan lagi daya-isap bayi yang menurun karena bayinya akan malas untuk menyusun.
7. Pil-oral
a. Pil-oral dosis tinggi dapat mengurangi produksi ASI, yang disebabkan oleh komponen estrogen, dan tidak dianjurkan sebagai metode kontrasepsi terpilih untuk jangka waktu lama.
b. Di negara-negara maju, banyak ibu-ibu yang menyusui yang menggunakan pil-oral-kombinasi pada ibu-ibu yang menyusui, asal saja telah terjadi/timbul efek laktasi yang mantap/tetap.
c. Untuk negara-negara yang sedang berkembang, dimana kelangsungan hidup bayi sering hanya tergantung pada ASI, Pil-oral-kombinasi bukan merupakan pilihan utama dan sebaiknya dihindari oleh ibu-ibu yang menyusui.
8. Kontrasepsi Berisi progestin-saja
a. Kontrasepsi berisi progestin-saja seperti mini-pil, suntikan KB dan Implant, tidak mempunyai efek pada laktasi dan melahirkan atau setiap saat selama masa laktasi.
b. Efek samping yang paling sering adalah haid yang ireguler, bahkan sampai amenorea.
c. Mini-pil mempunyai angka kegagalan yang lebih tinggi di bandingkan pil-oral-kombinasi.
d. Implant merupakan metode konstrasepsi alternatif lainnyaa bila ibu yang sudah mempunyai banyak anak tetapi tidak bersedia menggunakan kontrasepsi-mantaap wanita.
Efek Kontrasepsi pada Bayi yang Mendapat ASI
1. Bila seorang ibu yang masih menyusui bayinya hamil lagi tetaap meneruskan laktasi, maka bayi yang mendapat ASI tersebut akan mendapat lebih banyak progesterone-alamiah yang ada di dalam ASI.
Demikian pula dengan sapi yang hamil lagi sedangkan air susunya diperah dan diolah menjadi susu-buatan relatif tinggi.
Penelitian-penelitiaan menunjukkan bahwa tubuh bayi menangani steroid artefisial yang ada dalam kontrasepsi hormonal dengan beberapa cara.
2. kadar Medroxyprogesterone asetet di dalam ASI adalah sama dengan kadarnya di dalam darah ibu, sedangkan Norgestrel di dalam ASI hanya 1/5 – 1/10 kadar di dalam darah ibu.
3. Jumlah asteroid dari Pil-oral dengan kadar 50 mcg, hanya ditemukan sedikit sekali di dalam ASI dan tidak melebihi transfer pada ibu yang mengalami opulasi dan masih menyusui.
4. tidak ada bukti-bukti penerimaan terjadinya efek buruk pada pil-oral maupun suntikan KB yang berisi < = 2,5 mg 19/norprogesterone dan < = 50 mcg etineyl. Estradiol atau < = 100 mcg mestranol
5. pemakaian metode kontrasepsi barier dan spermisid tidak menimbulkan efek apa pun pada bayi yang mendapat ASI.
Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19 beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.
Payudara bengkak
Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu datar atau terbenam.
Saluran susu tersumbat.
Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.
Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Cara mengatasinya:
· Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap nyeri
· Kompres air hangat
· Ibu cukup istirahat dan banyak minum
· Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
· Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di insisi
· Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti piretik
· Ibu harus cukup istirahat
· Bayi dihentikan menyusu
G. KEUNTUNGAN LAKTASI UNTUK BAYI
1. ASI memiliki banyak keuntungan nutrisi untuk bayi. Campuran yang khusus dari protein, lemak, karbohidrat dan mineral berubah-ubah mengikuti kebutuhan bayi yang tumbuh. Disamping itu bayi juga mendapatkan zat-zat kekebalan dan faktor-faktor profilaktif alergi dan humoral. Dan terakhir, laktasi dapat menumbuhkan ikatan psikologis yang erat antara ibu dan bayinya.
2. di negara-negara yang sedang berkembang, laktasi terbukti menurunkan angka kematian bayi dalam tahun pertama kehidupannya, tanpa tergantung pada keadaan sosio-ekonomi ibu, dan efek yang menguntungkan ini masih tetap di dapatkan meskipun bayi telah disapih.
3. keuntungan-keuntungan potensial lainya meliputi menurunya insidens dental muloklusi dan mungkin menurunya insidens infeksi saluran pernafasan.
4. tetapi, disamping itu ASI juga dapat membawa alergen, virus(termasuk virus penyebab AIDS), bakteri dan faktor-faktor lain, dengan segala akibat-akibatnya.
5. meskipun demikian, laktasi dan ASI tetap merupakan sumber nutrisi yang paling optimal bagi bayi.
H. EFEK LAKTASI PADA IBU
1. Laktasi membutuhkan lebih banyak kalori dari ibu setiap harinya di bandingkan saat masih hamil. Ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya, cendrung mempertahankan berat badan yang di dapatkan selama kehamilan. Sedangkan ibu-ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan seperti sebelum kehamilan.
Untuk ibu-ibu di negara-negara yang sedang berkembang dimana pemasukan kalori total kurng karena keadaan ekonomi dan sumber gizi yang rendah, hal terakhir diatas dapat menjadi problem yang serius untuk kesehatan ibu.
2. kebutuhan akan kalsium, zat besi dan protei adalah tinggi pada ibu-ibu yang menyusui, dan harus dipenuhi dari makanan sehari-hari atau diberikan tambahan atau suplemen bila diperlukan.
3. keuntungan lain dari laktasi pada ibu adalah inpolusi uterus yang cepat, yang disebabkan karena pelepasan oxytin dari kelenjar hipopiyis pors posterior oleh rangsangan isapan bayi, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya kontraksi uterus dan kembalinya uterus ke ukuran yang normal.
4. selama laktasi, kadar eksterogen dalam darah sangat rendah dan lubrikasi vagina lebih sedikit dibandingkan biasanya, dan lubrikasi vagina timbul lebih lambat sanggama.
5. dengan masa laktasi yang lama dan bersaaamaan dengan rendahnya kadar eksterogen, pada beberapa ibu mungkin timbul gejala-gejala menyerupai menopause seperti rambut rontok, perubahan-perubahan dari dermatorogi, hotplashes. Gejala-gejala ini akan hilang bila siklus haid telah kembali lagi atau laktasi mulai dikurangi.
6. kehamilan lain yang terjadi terlalu cepat seelah melahirkan akan mempengaruhi kemampuan menyusui ibu, dan dapat menyebabkan bayinya di sapi terlalu dini dengan akibat timbulnya problem gizi yang serius dengan bayinya.
7. Interval melahirkan yang terlalu pendek berhubungan dengan risiko kematian yang meninggi dari bayi dan anak lainnya meskipun efek dari penyapihan dini dapat diatasi. Ini disebabkan karena terjadi kehabisan persediaan nutrisi ibunya.
8. bila seorang ibu yang baru melahirkan menolak semua metode kontrasepsi akan menolak absitens sekalipun maka kepadanya harus dijelaskan bahwa intensitas dan lama masa menyusui yang merupakan faktor paling penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan lain.
Semakin sering bayi mengisap / menyusu semakin bertambah refleks perangsang perolakin, dengan akibat bertambah besarnya kemungkinan efek kontraseptif.
I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH IBU YANG MENYUSUI
1. Menyusui/laktasi merupakan cara yang paling baik, tepat, sesuai, murah dan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan juga melindungi bayi terhadap infeksi.
2. Ibu dapat hamil lagi selama menyusui bayinya!
Laktasi merupakan kontrasepsi alamiah, danmasih sukar sekali untuk meramalkan kapan ovulasi akan terjadi kembali.
3. Bila ibu “menggantungkan harapan” pada laktasi sebagai cara melindungi terhadap kehamilan, maka menyusui harus dilakukan berdasarkan permintaan/kebutuhan bayi agar tercapai efek yang maksimal.
Bayi mungkin perlu disusui setiap jam atau kurang, baik siang maupun malam hari.
Bila bayi telah mulai diberikan tambahan minuman buatan atau makanann lainnya, maka efek perlindungan dari laktasi terhadap kehamilan akan berkurang meskipun menyusui masih diteruskan sekadarnya.
Setelah haid kembali, mungkin masih ada sedikit efek perlindungan dari laktasi, tetapi sebaiknya suatu metode kontrasepsi lain harus dipertimbangkan sebagai alternatif untuk mencegah kehamilan.
4. Kehamilan dapat terjadi sebelum kembalinya haid pertama setelah melahirkan, karena ovulasi terjadi sebelum haid.
5. Sanggama maupun haid tidak mempengaruhi kualitas maupun kuantitas dari ASI.
6. Pakailah suatu metode kontrasepsi bila ibu bermaksud kembali melakukan sanggama sebelum 6 minggu post-partum. Kondom (dengan atau tanpa spermisid) merupakan pilihan terbaik.
7. Memakai lubrikans (K-Y jelly, busa) dapat membantu mempermudah senggama setelah melahirkan, oleh karena kadar estrogen yang rendah selama laktasi menyebabkan lubrikasi vagina agak terlambat. Tetapi, sebaiknya jangan memakai lubrikans dalam masa segera post-partum.
8. Bila ibu menyusui bayinya, maka nutrisi ibu sendiri harus diperhatikan dengan baik. Diperlukan tambahan kalsium, zat besi dan protein disamping diet yang seimbang dan pemasukan cairan yang cukup.
9. Hindari merokok bila menyusui bayi. Nikotin dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI, disamping itu merokok juga dapat mempengaruhi kemampuan produksi ASI.
10. Bila ibu yang menyusui bayinya memerlukan terapi medika mentosa, hal ini harus diberitahukan kepada dokternya, karena banyak sekali obat-obat yang diminum oleh ibu yang menyusui di ekskresikan ke dalam ASI.
J. MENYUSUI PADA BAYI BERMASALAH
Bayi Prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati yang bersih untuk merangsang mengisap.
Jika bayi dirawat di rumah sakit,seringlah ibu mengunjungi,melihat,mengusap bayi dengan kasih sayang,jika mungkin di susukan langsung atau dipompa lalu di berikan mengunakan sendok atau cangkir.
Pencegahan Dari Hipotermia
Pada bayi lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini disebut metode kanguru
Bayi Kembar
Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi sesering mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih 2o menit.
Bayi Sumbing
Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila bayi mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan
-
Gambar 6. Bibir sumbing
- Pegang putting susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup .
- Ibu jari ibu dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
- Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langgit- langit (labiopalatosziksis)ASI juga dapat dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang panjang khusus ASI.
- Operasi bibir sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan dengan persyaratan “rule of ten”. selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.
Yang perlu diperhatikan dalam menyusui pasca operasi:
1.Tidak boleh menggunakan dot, karena akan merusak hasil operasi
2.Diet cair selama 3 minggu baik untuk bayi maupun anak
BAB III
26
PENUTUP
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.
Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.
Peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan.
Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkan etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/
Kuliah Bidan. 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI
Rasman. 2009. Manajemen Laktasi yang Baik. Jakarta : Salemba
Winkjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta : YBPSP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar