Rabu, 11 Mei 2011

Bahasa Indonesia Sudut Pandang (Endha Blogspot)

1. SUDUT PANDANG SEBAGAI UNSUR FIKSI

  1. Hakikat Sudut Pandang

Sudut pandang dalam karya tulis fiksi mempersoalkan : siapa yang menceritakan atau : dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat.

Sudut pandang, Point of view merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, 1981 : 142). Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Sudut pandang merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca (Booth, dalam Stevick, 1967 : 89).

Sudut pandang cerita itu sendiri secara garis besar dibedakan kedalam dua macam:

1). Pesona Pertama, first-person, gaya”aku”.

2). Pesona Ketiga, third-person, gaya”dia”.

  1. Pentingnya Sudut Pandang

Sudut pandang mempunyai hubungan psikologis dengan pembaca, karena pemahaman pembaca terhadap sebuah novel akan dipengaruhi oleh kejelasan sudut pandangnya. Pemahaman pembaca pada sudut pandang akan menemukan seberapa jauh persepsi dan penghayatan, bahkan juga penilaiannya terhadap novel yang bersangkutan (Stevick, 1967 : 86)

Sudut pandang kata Lubbock (Freidman, dalam Stevick, 1967 : 117) merupakan sarana terjadinya kohesi dan kejelasan penyajian cerita. Bahkan oleh Schorer (dalam Stevick, 1967 : 86) sudut pandang ini hanya dianggap cara pembatasan dramatik saja, melainkan secara khusus sebagai penyajian definisi tematik.

  1. Sudut Pandang sebagai Penonjolan

Penulisan karya fiksi, seperti pada umunya penulisan sastra, tidak lebas dari penyimpangan dan pembaharuan, baik hanya meliputi satu-dua elemen tertentu maupun jumlah elemen sekaligus dalam sebuah karya.

Dalam masalah pemilihan sudut pandang, pengarang dapat saja melakukan penyimpangan atau pembaharuan terhadap penggunaan sudut pandang dari yang telah biasanya digunakan orang.

2. MACAM SUDUT PANDANG

Sudut pandang banyak macamnya tergantung dari mana ia dipandang dan seberapa rinci ia dibedakan Friedmen (dalam Stevick 1967 : 118)

Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan orang, yaitu bentuk persona tokoh cerita : persona ketiga dan persona pertama.

  1. Sudut Pandang Persona Ketiga ”Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya ”dia”, narator adalah seorang yang berada diluar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia,dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khusunya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.

  1. Sudut Pandang Pesona Pertama : ”Aku”

Sudut pandang pesona pertama dapat dibedakan kedalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan si”aku” dalam cerita. Si ”aku” menduduki peran utama, jadi tokoh utama protagonis mungkin hanya menduduki peran tambahan, jadi tokoh tambahan protagonis, atau berlaku sebagai saksi.

1. ”Aku” Tokoh Utama

2. ”Aku” Tokoh Tambahan

  1. Sudut Pandang Campuran

Pengguanaan sudut pandang yang bersifat campuran itu didalam sebuah novel mungkin berupa penggunaan sudut pandang pesona ketiga dengan teknik ”dia” mahatahu dan ”dia” sebagai pengamat pesona pertama dengan teknik”aku” sebagai tokoh utama dan ”aku” tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran antara pesona pertama dan ketiga, antara ”aku” dan ”dia” sekaligus

Sebuah novel yang bersudut pandang ketiga, sering memanfaatkan teknik ”dia” mahatahu dan terbatas, atau sebagai ovserver secara bergantian. Teknik observer biasanya dipergunakan untuk melengkapi teknik mahatahu, dan dia akan memberikan kesan teliti. Teknik campuran yang demikian dapat dijumpai misalnya, pada novel maut dan cinta, harimau-harimau, dan kubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar