BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan bagi manusia.Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama dalam hal ini adalah retinol.[3] Bersama dengan rodopsin, senyawa retinol akan membentuk kompleks pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ penglihatan.
1.RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Pengertian, dan kegunaan vitamin A
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
mengetahui apa yang dimaksud dengan vitamin A
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian Vitamin A
b. Mengetahui Kegunaan Vitamin A
c. Mengetahui Sumber-sumber Vitamin A
1. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
VITAMIN A
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.
Vitamin A
Struktur retinol, bentuk asupan vitamin A yang paling umum
Vitamin A bagi kesehatan tubuh
Wartel merupakan salah satu sumber Vitamin A berasal dari Sayuran
Peranan vitamin A dalam indra penglihatan
Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan bagi manusia.Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama dalam hal ini adalah retinol. Bersama dengan rodopsin, senyawa retinol akan membentuk kompleks pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ penglihatan.
Vitamin A dan sistem imun
Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen.Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus.
Antioksidan
Beta karoten, salah satu bentuk vitamin A, merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksi oksidasi di dalam tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh. Antioksidan di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA dan RNA) oleh radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan. Penurunan laju mutasi ini akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker. Aktivitas antioksidan juga terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada sel kulit.
Konsumsi
Vitamin A memiliki 2 bentuk aktif yang dapat dicerna tubuh, yaitu retinil palmitat dan beta karoten. Retinil palmitat berasal dari makanan hewani, seperti daging sapi, hati ayam, ikan, susu, dan keju.[1] Beta karoten sendiri berasal makanan nabati, seperti bayam, brokoli, dan wortel. Bila kekurangan vitamin ini maka tubuh dapat mengalami gangguan pernafasan kerabunan dan bahkan kebutaan, sedangkan kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan mual, sakit kepala, nyeri sendi, iritasi, dan kerontokkan rambut.
APAKAH SUMBER BAIK DARI VITAMIN A?
(1) BEBERAPA MAKANAN PERSENTASE PORSI UKURAN US RDA
(2) Roti, sereal, DAN PRODUK LAINNYA GRAIN
difortifikasi disiapkan 2 / 3 cangkir + + +
Siap-untuk-makan sereal, diperkaya 1 ons +
BUAH-BUAHAN
· Aprikot nektar 1 / 2 cangkir +
· Aprikot:
· Kaleng, jus-pack Tentang 3 memperdua +
· Buah semangka, mentah Sekitar 1 / 2 cangkir potong dadu + +
· Bagian jeruk mandarin, kalengan atau beku, jus-pack 1 / 2 cangkir +
· Mangga, mentah 1 / 2
· Semangka, mentah Sekitar 1 3 / 4 cangkir potong dadu +
VEGETABLES SAYURAN
· Brokoli, dimasak 1 / 2 cangkir +
· Wortel:
· Sawi, dimasak 1 / 2 cangkir +
· sawi putih, Romaine, atau escarole, mentah 1 cangkir +
· Kacang polong dan wortel, dimasak 1 / 2 cangkir + + +
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.
B. Saran
Demikianlah makalah dari penulis sajikan, lebih dan kurang penulis haturkan maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan penulis untuk menjadi bahan acuan di dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vitamins & Health Supplements Guide. 2006. Diakses pada 5 Mei 2010.
2. Rutherford D. 2007. Sources of vitamins. Diakses pada 7 Mei 2010.
3. Blomhoff R, Blomhoff HK. 2006. Overview of retinoid metabolism and
function. J Neurobiology 66(7):606-630.
4. Lee Rd, Thomas CF, Marietta RG, Stark WS. 1996. Vitamin A, visua
l pigments, and visual receptors in Drosophila. Microscopy Research Tech
35(6):418-430.
5. Goetz LH. 1986. Malnutrition and immunological function with special
reference to cell-mediated immunity. Am J Physic Anthropol 29:139-159.
6. Hartman Pe, Shankel DM. 1990. Antimutagens and anticarcinogens: A
survey of putative interceptor molecules. Environ Mol Mutagenesis
15(3):145-182.
7. Pressman AH, Buff S. 2000. Vitamin and Minerals. Ed ke-2. USA:
Penguin Group. Hal: 36-39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar